Lihat juga
Indikator Aroon dikembangkan di tahun 1995 oleh Tushar Chande, kepala Tuscarora Capital Management. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan arah tren. Instrumen teknis ini melaporkan tren naik, tren turun, dan kecenderungan bahwa tren akan berbalik atau berlanjut.
Aroon Up = ((Jumlah periode - Jumlah periode sejak harga tertinggi) / jumlah periode) * 100
Aroon Down = ((Jumlah periode - jumlah periode sejak harga terrendah) / jumlah periode) * 100
Metode klasik penggunaan indikator Aroon yang digunakan dalam pasar saham dan komoditas tidak dapat digunakan dalam pasar mata uang saat ini.
Inilah mengapa untuk tidak terjebak di sisi yang salah dalam pasar, diharuskan untuk memilih sinyal yanng lebih akurat yang dibentuk oleh indikator.
Sinyal utama indikator Aroon dihasilkan saat Aroon Up (digambarkan sebagai garis biru) dan Aroon Down (digambarkan sebagai garis merah) melintasi satu sama lain.
Saat Aroon Up melintasi Aroon Down naik, maka menunjukkan kecenderungan munculnya tren naik jangka menengah. Saat Aroon Up melintasi turun Aroon Down dari atas, bersiaplah dengan order exit didasari oleh sinyal ini.
Skenario alternatif meliputi melintas turunnya Aroon Up pada Aroon Down dari atas, menunjukkan tren turun akan terjadi dan, oleh karena itu, lebih baik lakukan penjualan. Menutup order dapat dislakukan saat terdapat pembalikkan perlintasan garis sinyal.
Saat sinyal terjadi di atas 40 persen dan di bawah 40 persen, dimana disebut zona ekstrim (bukan zona oversold/overbought), hal ini meningkatkan nilai sinyaal dan dapat menghasilkan penguatan harga lebih lanjut.
Satu lagi sinyal trading yang kuat adalah perbedaan antara aksi harga dan Aroon Up.
Jika Aroon Up naik saat kurva harga turun, akan berarti bahwa harga akan berbalik dari turun ke naik (sinyal perbedaan).
Jika Aroon Up turun saat harga berada di tren naik, harga akan diperkirakan untuk menurun.
Aroon_Period = 9