5 kota besar terpadat di dunia
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah merilis data terbaru tentang kota-kota terpadat di dunia. Mari kita lihat kota-kota besar teratas berdasarkan jumlah penduduknya.
Z Line House (Indonesia)
Desain yang tidak biasa dan kombinasi unik bentuk geometris menjadi ciri khas dari unit perumahan pribadi - Z Line House di kota Semarang, Indonesia. Rumah ini dibangun oleh arsitek Revano Satria. Saat merencanakan bangunan ini, bagian paling melelahkan adalah menggabungkan dua hal yang berlawanan: bentuk arsitektur modern yang mengagumkan dan elemen budaya nasional. Beruntung, Revano Satria berhasil melakukannya tanpa menghilangkan fungsi ruang.
Fengyuan Restaurant (China, Guangzhou)
Arsitek Lily Xie dan Fan Huang muncul dengan ide menyenangkan untuk pembangunan restoran China Fengyuan. Ruang dimana pengunjung berkumpul akan menimbulkan perasaan seperti bermain Lego. Ide untuk desain konstruksi yang mengherankan ini berasal dari menu andalan restoran, yaitu ayam kuah santan. Elemen baja dalam dekor restoran dengan corak kehijauan tampak seperti daun di pohon palem. Detail interior Fengyuan, meliputi rangkaian lampu yang menjuntai dan meja-meja bergaya musim semi, membuat pengunjung terbenam dalam atmosfir hutan yang fantastik.
Cloud of Luster Chapel (Jepang)
Lokasi pesta pernikahan mengagumkan dalam bentuk ramping, Cloud of Luster Chapel, dirancang oleh arsitek terkemuka Jepang, Tetsuya Matsumoto. Gedung ini menjadi keajaiban arsitektur dari kota kecil Himeji. Ruang berbentuk awan dikelilingi oleh kaca-kaca melengkung transparan yang membawa sinar matahari dari segala penjuru. Konstruksi transparan dan arsitektur minimalis membuat seluruh upacara pernikahan menjadi mewah dan seperti dongeng. Selain itu, kesederhanaan gedung tidak akan mengganggu perhatian tamu dari acara utama. Matsumoto yakin bahwa arsitektur sebagian besar kapel terlalu kaku dan upacara pernikahan sendiri semakin tidak diutamakan. Untuk alasan ini, ia ingin menciptakan ruang Cloud of Luster Chapel seperti ruang terbuka untuk seluruh dunia. Ruang ini akan menyinari hati dan menciptakan kekhusukan.
K11 Musea Shopping Center (China, Hong Kong)
Terkadang butuh waktu hingga bertahun-tahun untuk mewujudkan inovasi menjadi nyata. Pada waktu yang sama, ide-ide yang dianggap revolusioner direvisi seiring waktu. Inilah tepatnya yang terjadi selama pembangunan K11 Museum Shopping Center, yang terletak di tanggul Tsim Sha Tsui di distrik Victoria Dockside, Hong Kong. K11 Musea Shopping Center dianggap sebagai Silicon Valley budaya. "Tujuan K11 Musea adalah menjadi Silicon Valley budaya di Hong Kong, yang menyuntikkan seni, arsitektur, desain, keberlangsungan dan segala bentuk budaya ke dalam hidup keseharian konsumen yang baru," arsiteknya mengatakan. Pembangunan pusat perbelanjaan ini memakan waktu 10 tahun (2009-2019). Pencipta proyek ini, grup arsitektur K11, berencana akan memperkenalkan bentuk seni yang inovatif ke masa kini. Masa depan utama kompleks K11 Musea adalah atrium setinggi 35 meter (Opera House). Lampu sorot berbentuk unik menciptakan atmosfir luar biasa dengan elemen ruang angkasa, sehingga mengubah pusat perbelanjaan tersebut menjadi sebuah galaksi mini.
Ranwu Lake Campsite (India, Tibet)
Saat membangun Ranwu Lake Campsite, yang berlokasi di pegunungan Tibet di ketinggian hampir 4.000 meter, para arsiteknya mencoba menciptakan bangunan yang sedikit luas tapi tetap tidak terlihat. Arch-Hermit membangun hotel ini bersamaan dengan jalan tol nasional China 318 (G318) 10 tahun lalu. Sepanjang pembangunan Ranwu, struktur baja prefrabrikasi digunakan agar dapat meningkatkan stabilitas seismik gedung. Selain itu, konstruksinya tidak merusak lingkungan setempat. Tampilan tempat perkemahan ini menyerupai pergerakan seekor elang yang melebarkan sayapnya. Namun, ada beberapa kelemahan yang merusak pesona tempat ini: lokasinya yang terpencil, kondisi iklim setempat yang buruk, dan daya tarik yang rendah untuk turis.
Illumination of Solar Skywalks Bridge (Jerman)
Ide ini masih dalam pengembangan namun para pakar yakin bahwa penerapannya tidak akan lama lagi. Berkat arsitek Jerman Peter Kuchia, jembatan penyebrangan orang biasa berubah menjadi instalasi yang rumit. Selama pembangunan lampu bertenaga surya, ia memberikan aksen warna hitam dan putih, serta cahaya dan bayangan yang saling terjalin. Namun, ide besar ini terletak dalam fungsi lainnya. Bangunan ini ditujukan untuk mengisi daya kendaraan listrik. Awalnya, lampu bertenaga surya diciptakan untuk jembatan China namun kemudian diadaptasi di belahan dunia lainnya. Tampilan pertama jembatan semacam ini diciptakan untuk Shanghai dan Beijing namun digunakan juga di Munich. Hasilnya, Solar Skywalks dapat diinstal di berbagai zona iklim yang berbeda.
Sorec Horse Park (Maroko, Rabat)
Kini, arsitektur tertarik dalam menciptakan bangunan-bangunan yang ramah lingkungan. The Sorec Horse Park, yang sekarang masih dalam pembangunan di Maroko, adalah salah satu proyek hijau. Selama perancangan dan pembangunannya, hanya bahan-bahan ramah lingkungan yang digunakan, dan pembangunannya dilakukan dengan kerusakan minim terhadap lingkungan. Kepala arsitek Sorec Horse Park, Vicki Chan, menekankan peran khusus kuda dalam budaya Arab. Ide ini tercermin dalam desain struktur bangunan: atap pelana pacuan kuda menyerupai siluet kuda yang sedang berlari.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah merilis data terbaru tentang kota-kota terpadat di dunia. Mari kita lihat kota-kota besar teratas berdasarkan jumlah penduduknya.
Banyak negara terkenal dengan tradisi pembuatan anggurnya, tetapi hanya beberapa yang memiliki infrastruktur wisata anggur yang berkembang dengan baik, yang semakin populer setiap tahunnya. Berikut adalah negara-negara yang menawarkan tur anggur terbaik di dunia saat ini.
Lampu yang gemerlap, hadiah buatan tangan yang unik, aroma roti jahe, dan anggur hangat—ini hanyalah beberapa hal yang menarik pengunjung ke pasar Natal Eropa. Jika Anda mencari tempat yang sempurna untuk membenamkan diri dalam semangat liburan, panduan ini akan mengarahkan Anda ke arah yang tepat. Berikut adalah daftar pasar Natal terbaik di Eropa versi majalah Forbes.